Cerpen karya peserta didik smk walisongo Semarang

Cerpen: Seorang murid yang ingin bunuh diri

 

Pada saat semua murid sedang belajar di kelas ada satu perempuan bernama Li Sushang yang berada di atap suatu sekolah, dan dia ingin meloncat dari atap, pada saat dia akan melompat ke bawah ada seorang guru fisika bernama Chezio Arby yang dengan santai nya dia mengobrol dengan sushang, “apa yang kau lakukan?, kau bisa menceritakan nya padaku. Hehehe, pasti ada karena ada seseorang yang mendengarmu kentut saat jam pelajaran” Dengan omongan gurunya itu sushang sedikit emosi dan menarik Chezio “tunggu dulu apa kau ingin membuat ku terjatuh dari sini, tidak akan ada yang membantu mu bahkan jika kau mengambil semangat hidupku” Sushang pun kembali tenang dan menceritakan alasan kenapa dia ingin bunuh diri.

“Aku ditolak, itu adalah cinta pertamaku. Dia selalu menyapaku dengan senyuman setiap hari, jadi aku pikir kita memiliki perasaan yang sama, jadi aku mengungkapkan perasaan ku padanya tapi aku malah ditolak olehnya, dan saat aku bertemu dia besoknya aku membuat dia merasa nyaman, aku tidak bisa membuat orang ku sukai terus hidup seperti itu”. Sushang bercerita dengan wajah penuh depresi, dan guru Chezio pun mengucapkan”apakah kau begitu mengkhawatirkan nya hingga kau merasa depresi seperti itu” Dengan wajah ragu. Dan chezio ingin menghibur nya dengan menceritakan tentang dirinya “oh iya dulu aku juga pernah ditolak oleh perempuan saat sekolah sebanyak 5 kali” Setelah mendengar itu sushang pun malah semakin terkejut mendengarnya.

“Mungkin bagi Pak Chezio hanya berpikir bahwa aku hanya ditolak hanya sekali. Tapi… Kenapa aku begitu depresi, itu karena aku merasa sangat senang saat dia berbicara padaku dan aku sangat menyukai nya” Dengan terisak tangis Sushang mengatakan itu pada gurunya. Kemudian Chezio pun menanggapi apa yang sushang katakan dengan yakin “Li Sushang kau adalah murid yang pintar, kau bilang kalau kau merasa depresi, tapi aku sama sekali tidak melihatnya. Kau membawa suasana yang tenang. Kau kehilangan orang yang tidak menyukaimu, sementara dia kehilangan orang yang menyukainya, bukankah dia yang dirugikan” Setelah mendengar apa yang gurunya katakan Li Sushang menjadi lebih positif dan tercerahkan.

“Pokoknya jangan melompat hanya karena itu kau akan kesakitan, dan kau belum tentu bisa mati hanya karena jatuh dari sini. Alasannya adalah dulu pernah ada orang yang gagal melakukan nya, aku tidak bohong tentang itu” Dengan wajah yang misterius Chezio mengatakan hal tersebut, dan Chezio mengatakan ke Li Sushang “yah pokoknya ada orang yang bilang kalau kau harus disembuhkan oleh laki-laki saat kau dilukai oleh laki-laki, jadi carilah cinta baru dan lupakan dia, aku tau kau tidak bisa mengubah perasaan mu dengan cepat.” Dan dengan begitu Li Sushang pun sudah mengurungkan niat nya untuk bunuh diri.

Dan saat suasana di atap telah mencair, Chezio pun mendekati Sushang yang berada di tepi atap sekolah dengan yakin, sambil mengungkapkan perasaan”aku juga jatuh cinta pada seseorang,yang saat aku mengajar di kelas dia menghormati ku, dan aku merasa bahwa dia sangat cantik, saat aku berada di kelas untuk mengajar aku melihat bahwa dia tidak berada di kelas. Dan aku merasa khawatir dengannya. Jadi kupikir dia ada di atap. Jadi aku pergi ke atap

 

untuk menemuinya.”

 

Mendengar ucapan Chezio, Li Sushang pun tersipu malu wajah nya berubah menjadi tomat merah, Chezio yang melihat wajah Li Sushang yang memerah pun memeluknya dan membisikan, “maukah kau merasakan cinta bersama ku sebelum kau mati. Li Sushang.” Setelah mendengar ungkapan perasaan itu Li Sushang yang berada di pelukan Chezio pun terkejut, dan spontan mendorong Chezio sehingga dia terpeleset dan terjatuh. Tapi Chezio meraih tangannya dengan kuat menarik sushang. Setelah menarik sushang pun Chezio mengatakan “setelah mendengar semua yang kukatakan tadi kau sudah tidak akan melompat ke bawah lagi kan?. ” Li

sushang pun lari kembali ke kelas dengan wajah memerah sambil memikirkan perkataan Chezio.

 

Beberapa hari berlalu Li Sushang tetap masih memikirkan apa yang Chezio katakan apakah itu serius atau hanya bercandaan, Li Sushang pun menemui Chezio setelah sepulang sekolah di taman, “seperti yang aku katakan aku mencintaimu.” Dengan jelas dia mengatakan nya. “Tetapi aku tidak bisa menjawab pernyataan cinta Pak Chezio kepadaku, karena kita guru dan murid.” Jawab Li Sushang dengan wajah merah merona dan salah tingkah saat menjawabnya. “Kau tidak perlu menjawabnya karena aku sudah tau, dari reaksi mu.” Setelah mengucapkan itu Chezio pergi pulang dengan tersenyum.

Ke esok kan harinya Li Sushang pulang lebih awal, saat pulang dari sekolah dia melihat seorang anak kecil yang sedang menangis di jembatan, anak kecil itu menjelaskan kepada Li Sushang kalau anjing kecil peliharaan nya jatuh dari jembatan dan ada di sungai, tanpa pikir panjang Li Sushang pun terjun dari jembatan untuk menyelamatkan anak anjing tersebut, dan Chezio yang mengikuti nya dari belakang melihat Shusang yang terjun dari jembatan itu dia pun ikut terjun dari jembatan untuk membantu Sushang. Setelah Sushang menyelamatkan anjing kecil yang sedang terjun dari jembatan, dan chezio menyelamatkan Li Sushang mereka berada di tepi sungai dan mengecek barang mereka yang basah semua, ternyata Chezio membawa semua data penting di tas nya yang basah (nilai ujian, dokumen penting, HP), ” jika itu semua dikeringkan akan kembali seperti semula kan? ” Ucap Chezio dengan penuh kepanikan, “mungkin saja” Balas Sushang yang merasa kasihan padanya.

Pada akhirnya mereka berdua mengering kan semua nya di atap sekolah, “rasanya seperti aku menjadi petani rumput laut” Ucap Chezio dengan gampangnya tanpa tanggung jawab, “jangan malah di buat mainan, bukankah ini semua kertas yang penting? Hadeh, untuk apa aku pulang cepat hari ini jika aku harus kembali ke sekolah lagi” Kata Li Shusang yang merasa kesal.

Setelah selesai menjemur semua kertasnya mereka berdua berada di pagar pinggir atap, dan Li Sushang pun mengingat apa yang Chezio katakan tentang “dulu ada orang yang gagal melakukan bunuh diri disini”(paragraf 4), lalu Li Sushang pun menanyakannya ke Chezio “kalau dipikir-pikir orang yang gagal melakukan bunuh diri disini apakah itu Pak Chezio sendiri”, Chezio pun memandang Li Sushang dengan mata yang sinis. ” Pak Chezio tidak perlu cerita jika bapak tidak mau, pada saat itu apa yang bapak pikirkan?, aku bisa mengetahuinya dari reaksi bapak”. Sushang mengatakan itu dengan serius, dan chezio pun teringat dengan dirinya saat dulu, dan memilih untuk diam.

 

Tiba-tiba Chezio memeluk Li Sushang saat itu, Sushang pun terkejut saat di peluk oleh Chezio kemudian dia melihat ke bawah dan melihat orang yang pernah menolak pernyataan cinta Li Sushang bersama dengan wanita lain. Wajah Li Sushang pun di paling kan ke arah Chezio, karena Chezio tidak ingin Li Sushang melihat orang yang pernah menolaknya. Li Shusang sudah sadar apa yang dilakukan oleh Chezio dan mengatakan “aku sudah baik-baik saja, karena aku sudah melupakannya, dan kepalaku sudah penuh dengan Pak Chezio”, Chezio pun menjawab “hmm jadi, kau suka padaku?”, saat Chezio terlihat keren semua kertas yang dia jemur tertiup oleh angin, “maaf mengganggu momen keren mu tapi, semua kertasnya terbawa angin.” “Hehehe, data pribadiku, nilai ujian, data penting, hahahaha” Chezio mengatakan itu dengan wajah yang putus asa, “sekarang bukan saat yang tepat untuk tertawa”. Kemudian ada guru yang berada di bawah menemukan kertasnya sambil mengatakan “siapa ini yang menghamburkan dafta nilai beserta nilai siswa para murid!!!!, ah ini tulisan Pak Chezio, orang itu akan terkena hukam ku nanti!!!! “, kata seorang guru yang berada di bawah sambil marah. “Sepertinya aku tidak bisa berpura-pura tidak tahu lagi” Ucap Chezio dengan pasrah, “apa kau mau membantuku mengumpulkan kertas itu Sushang?”, “ya” Kata Li Sushang.

Lalu Li Sushang pun memikirkan, (sepertinya aku telah jatuh cinta pada guru yang tidak bisa diandalkan, dan aneh.).

Sekian. Ini adalah kisah tentang kedua orang yang ingin bunuh dan saling memahami dan menyelamatkan seseorang yang ingin bunuh diri. Saya Muhammad Hamid Ramadhani sebagai pengarang cerita pendek ini mengucapkan terimakasih dan maaf jika ada salah

 

penulis         : Muhamad Hamid Ramadhani, XII TJKT

penyunting  : Achmad Al Amin

Bagikan :

Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Artikel Lainnya

 " Pelatihan T Elektro dari Univ...
  Di era digital ini, keterampilan dalam bidang teknik el...
Cerpen karya peserta didik SMK W...
The Bright Soul of the Galaxy   Chapter 1   hidup la...
Cerpen karya peserta didik SMK W...
             [some Stories of life at] Supernatural Awakening ...
cerpen karya peserta didik SMK W...
Simfoni JiwaTerbalik   Yohan seoranganak SMK kelas 2 yang...
Cerpen karya peserta didik smk w...
Cerpen: Seorang murid yang ingin bunuh diri   Pada saat s...
Penilaian Sumatif Akhir Jenjang ...
SMK Walisongo Semarang menghadapi Penilaian Sumatif Akhir Jenj...

Hubungi kami di : 024 8417714

Kirim email ke kamiinfo@smkwalisongosmg.sch.id

Download App Sekolah

Layanan dalam satu genggaman